Dalam artikel berjudul 'Keindahan Filosofis Kesenian Wayang Golek Sunda', penulis secara ekstensif menjelaskan detail ukiran, kostum, dan gerak wayang, serta mengaitkannya dengan nilai-nilai luhur Sunda seperti silih asah, silih asih, silih asuh. Namun, artikel tersebut minim membahas tantangan yang dihadapi kesenian ini di era modern atau perdebatan seputar interpretasi filosofinya. Dari sudut pandang kritis, apa potensi kelemahan utama artikel tersebut?