Di era modern, meskipun teknologi komunikasi semakin canggih, Agama Buddha dihadapkan pada tantangan baru dalam penyebarannya, seperti sekularisasi, konsumerisme, dan informasi yang berlebihan. Bagaimana seharusnya umat Buddha menyikapi tantangan ini agar ajaran Dhamma tetap relevan dan dapat diakses oleh generasi muda?