Negara P, sebuah negara kepulauan berkembang, menghadapi ancaman serius akibat kenaikan permukaan air laut dan badai tropis yang semakin intensif. Negara P memerlukan bantuan finansial dan teknologi untuk membangun infrastruktur tahan iklim serta mengadaptasi komunitas pesisir. Negara Q, salah satu negara maju penghasil emisi karbon terbesar, menawarkan bantuan mitigasi iklim dengan syarat Negara P harus membuka pasarnya lebih luas untuk produk-produk Negara Q. Bagaimana seharusnya Negara P mengevaluasi tawaran ini dari perspektif pembangunan berkelanjutan dan keadilan iklim?