Anda adalah seorang staf senior di departemen keuangan PT "Makmur Jaya." Anda menyaksikan seorang rekan kerja sering melontarkan lelucon atau komentar yang meremehkan praktik ibadah rekan kerja lain yang beragama minoritas. Meskipun tidak ditujukan langsung kepada Anda, hal tersebut membuat lingkungan kerja menjadi tidak nyaman bagi sebagian orang. Sebagai seorang Kristen yang menjunjung tinggi kebenaran dan kasih, bagaimana Anda seharusnya bertindak secara profesional?

Secara pribadi dan tenang berbicara dengan rekan kerja yang melontarkan komentar, menjelaskan dampak negatif dari ucapannya terhadap lingkungan kerja dan nilai-nilai perusahaan, serta mengingatkan pentingnya saling menghormati sesuai ajaran Kristiani. Jika tidak ada perubahan, barulah melaporkan ke HRD.

Sebuah perusahaan jasa logistik tempat Anda bekerja mengalami krisis reputasi setelah salah satu karyawannya mengunggah komentar yang merendahkan budaya tertentu di media sosial, yang kemudian menjadi viral. Dampaknya, perusahaan kehilangan beberapa klien dan menghadapi boikot dari komunitas tersebut. Sebagai kepala departemen komunikasi perusahaan, bagaimana Anda merumuskan strategi respons krisis yang cepat dan efektif, dengan mempertimbangkan prinsip multikulturalisme dan nilai-nilai rekonsiliasi Kristen?

Mengeluarkan pernyataan permintaan maaf yang tulus, menjelaskan komitmen perusahaan terhadap multikulturalisme, mengadakan dialog langsung dengan komunitas yang terdampak, dan meluncurkan program pelatihan kesadaran budaya internal secara menyeluruh.

Latihan Soal Bab 3: Multikulturalisme - agama Kelas 12

No. 1

Anda adalah seorang supervisor di sebuah pabrik manufaktur yang baru saja merekrut beberapa karyawan dari daerah dengan adat istiadat yang berbeda. Anda mengamati bahwa dalam interaksi informal di area istirahat, karyawan lama cenderung berkelompok dan kurang melibatkan karyawan baru tersebut. Situasi ini berpotensi menciptakan lingkungan kerja yang tidak inklusif. Sebagai seorang pemimpin Kristen, bagaimana Anda menerapkan prinsip 'mengasihi sesama' untuk secara efektif membangun inklusivitas di lingkungan kerja?