Sebuah perusahaan tekstil menghadapi dilema antara memaksimalkan keuntungan atau mengadopsi praktik produksi yang lebih ramah lingkungan yang biaya operasionalnya lebih tinggi. Pemilik perusahaan, seorang Buddhis yang memahami konsep 'metta' (cinta kasih universal) dan 'karuna' (belas kasih), serta pentingnya 'tidak menyakiti' (ahimsa) semua makhluk dalam perjalanan menuju Nibbana, harus mengambil keputusan strategis yang mana?

Mengadopsi praktik ramah lingkungan secara bertahap, sambil mencari inovasi untuk menekan biaya, serta mengkomunikasikan nilai-nilai keberlanjutan kepada pemangku kepentingan untuk menyeimbangkan profit dan etika, mengurangi 'keterikatan' pada keuntungan semata.

Banyak karyawan di sebuah perusahaan konsultan mengeluh tentang jam kerja yang berlebihan dan kurangnya keseimbangan kehidupan kerja (work-life balance), yang menyebabkan stres kronis dan masalah kesehatan. Seorang direktur yang berupaya menerapkan 'jalan tengah' (majjhimā paṭipadā) menuju Nibbana dalam kebijakan perusahaan, ingin 'memadamkan' 'keserakahan' (lobha) akan produktivitas tanpa batas. Kebijakan manakah yang paling bijaksana?

Mengevaluasi ulang beban kerja dan target secara realistis, menerapkan jam kerja yang fleksibel, dan mempromosikan budaya kerja yang menghargai waktu istirahat serta kesejahteraan karyawan, melepaskan 'keterikatan' pada jam kerja panjang sebagai indikator produktivitas.

Latihan Soal Bab 3: Nibbana - agama Kelas 12

No. 1

Seorang manajer senior di sebuah institusi keuangan menghadapi tekanan besar dari pemegang saham untuk mencapai target keuntungan yang sangat agresif. Manajer tersebut menyadari bahwa untuk mencapai target tersebut, ia mungkin perlu mengambil risiko etika yang tinggi, seperti memanipulasi laporan atau mendorong produk yang tidak sepenuhnya transparan kepada klien. Dalam konteks ajaran Nibbana, yang menekankan pelepasan dari 'Lobha' (keserakahan), 'Dosa' (kebencian), dan 'Moha' (delusi), bagaimana manajer harus bertindak?