Sebuah perusahaan multinasional menerapkan kebijakan 'diversity and inclusion' (keberagaman dan inklusi) dengan membentuk tim kerja yang terdiri dari individu-individu dengan latar belakang etnis, budaya, dan gender yang sangat beragam. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kreativitas dan inovasi. Namun, pada awalnya, tim-tim ini justru menunjukkan tingkat konflik yang lebih tinggi dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Bagaimana seorang sosiolog menjelaskan fenomena ini dan solusi potensialnya?