Seorang jurnalis lokal sedang meliput festival budaya Batak dan mewawancarai seorang tokoh adat mengenai 'Umpasa' (pantun adat) yang sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Tokoh adat tersebut menuturkan sebuah 'Umpasa': 'Sititik ma sigompa, golang-golang pangarahutna. Horas ma hita saluhutna, jala gabean mardongan tubu.' Bagaimana seharusnya jurnalis ini menerjemahkan dan menjelaskan makna 'Umpasa' tersebut agar pembaca yang tidak memahami bahasa Batak dapat menangkap esensinya secara akurat dan relevan dengan konteks sosial budaya Batak?