Sebuah novel Sunda kontemporer seringkali mengangkat tema-tema urbanisasi dan konflik identitas budaya di kota besar. Jika novel tersebut berakhir dengan tokoh utama yang memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah merasa kehilangan jati diri di kota, bagaimana Anda menginterpretasikan amanat tersirat yang ingin disampaikan pengarang?