Dua keluarga Batak Toba dari satu huta (kampung) yang sama berselisih tentang batas kepemilikan tanah warisan leluhur (tombak sakkahan) yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Konflik ini menyebabkan ketegangan di antara warga dan mengancam keharmonisan huta. Raja Bius setempat, yang merupakan pemimpin adat tradisional, diminta untuk menengahi. Pendekatan apa yang paling efektif dan sesuai dengan wewenang Raja Bius untuk menyelesaikan konflik ini secara adil dan berkelanjutan?

Raja Bius memimpin musyawarah adat (rapat huta/parmusyawaratan) dengan melibatkan perwakilan Dalihan Na Tolu dari kedua keluarga serta saksi-saksi adat, menelusuri sejarah kepemilikan tanah, dan mencari solusi mufakat yang berlandaskan keadilan adat dan disepakati bersama.

Dalam sebuah punguan marga di perantauan, terjadi perdebatan mengenai kelayakan seorang perempuan Batak yang sangat berpendidikan dan memiliki pengalaman kepemimpinan yang luas untuk menjadi salah satu pengurus inti punguan. Beberapa anggota laki-laki berargumen bahwa kepemimpinan adat adalah domain laki-laki ('anak ni raja'). Namun, anggota lain berpendapat bahwa kompetensi dan kontribusi harus menjadi pertimbangan utama. Bagaimana Anda mengevaluasi situasi ini dalam kerangka adat Batak Toba yang dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman?

Adat Batak Toba, meskipun patriarkal, memiliki ruang untuk adaptasi. Jika perempuan tersebut memiliki kompetensi dan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan marga, serta didukung oleh Dalihan Na Tolu, ia dapat dipertimbangkan untuk posisi tersebut, asalkan peran tradisional Hula-hula dan Boru tetap dihormati.

Latihan Soal Bab 2: Hukum Adat - bahasa_daerah Kelas 12

No. 1

Proses 'marhata sinamot' dalam adat perkawinan Batak bukan hanya sekadar negosiasi jumlah uang mahar, melainkan sebuah dialog kompleks yang melibatkan perwakilan kedua belah pihak. Aspek apakah yang paling krusial dalam 'marhata sinamot' yang menjadikannya lebih dari sekadar tawar-menawar harga, dan bagaimana aspek tersebut berkontribusi pada harmonisasi hubungan kekerabatan?