Seorang biarawati muda menghadapi godaan untuk meninggalkan hidup panggilannya karena ia merasa kesepian dan merindukan kehidupan berkeluarga seperti teman-temannya. Ia mulai mempertanyakan apakah ia telah membuat pilihan yang benar. Bagaimana sebaiknya ia mengevaluasi dan mengatasi tantangan ini sesuai dengan semangat panggilan hidup bakti?

Berbagi pergumulan dengan pembimbing rohani atau superior, memperdalam doa, memperbarui komitmen pada kaulnya, dan mencari dukungan komunitas.

Pasangan suami istri Katolik, Budi dan Sari, telah menikah selama 15 tahun dan dikaruniai dua anak. Belakangan ini, mereka sering mengalami konflik dan merasa jenuh dengan rutinitas pernikahan. Mereka mulai mempertanyakan makna 'sakramen perkawinan' yang pernah mereka terima, bahkan terpikir untuk berpisah. Sebagai seorang umat Katolik yang memahami hakikat panggilan perkawinan, bagaimana seharusnya Budi dan Sari mengevaluasi kembali situasi mereka agar dapat memperkuat komitmen pernikahan berdasarkan ajaran Gereja?

Mengingat kembali janji suci di hadapan Tuhan, mencari bimbingan rohani dari imam, serta aktif dalam kegiatan pastoral keluarga untuk menemukan kembali sumber kasih karunia sakramen perkawinan.

Latihan Soal Bab 1: Panggilan Hidup (Selibat/Nikah) - agama Kelas 12

No. 1

Konsili Vatikan II menekankan "panggilan universal untuk kekudusan" bagi semua umat Kristiani, terlepas dari status hidup mereka (menikah, selibat, awam, rohaniwan). Bagaimana konsep ini mengubah persepsi tradisional tentang kekudusan yang seringkali hanya dikaitkan dengan para rohaniwan atau biarawan/biarawati?