Seorang ilmuwan berpendapat bahwa kesadaran adalah produk murni dari aktivitas otak dan akan berhenti sepenuhnya saat otak mati, sehingga tidak ada 'jiwa' atau 'diri' yang abadi. Bagaimana pandangan Anatta (Tanpa Inti/Tanpa Diri) dalam Buddhisme menanggapi pernyataan ilmuwan ini, terutama terkait konsep 'diri' yang permanen?

Anatta mengajarkan bahwa kesadaran bukanlah entitas terpisah atau 'diri' yang statis, melainkan kumpulan fenomena (rupa, vedana, sañña, sankhara, viññana) yang saling bergantung dan terus berubah, sehingga tidak ada 'diri' permanen yang bertahan atau dapat ditemukan.

Pemerintah sebuah negara sedang merancang kebijakan ekonomi jangka panjang. Beberapa penasihat mengusulkan kebijakan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang agresif dan cepat, sementara yang lain menyarankan pertumbuhan yang lebih lambat namun berkelanjutan. Jika pemerintah tersebut menganut filosofi Tiga Corak Umum, pendekatan manakah yang paling mungkin mereka pilih dan mengapa?

Pertumbuhan lambat dan berkelanjutan, karena kesadaran akan Anicca (ketidakkekalan) dan Dukkha (penderitaan dari kemelekatan pada pertumbuhan tak terbatas) mendorong kebijakan yang lebih seimbang dan tidak merusak sumber daya yang juga fana.

Latihan Soal Bab 2: Tiga Corak Umum - agama Kelas 12

No. 1

Dalam sebuah perdebatan mengenai identitas diri, seorang peserta bersikeras bahwa setiap manusia memiliki 'jiwa' atau 'aku' yang abadi dan tidak berubah, yang merupakan inti sejati dari keberadaan mereka. Jika Anda adalah seorang Buddhis yang memahami konsep anatta dalam Tiga Corak Umum, bagaimana Anda akan menyanggah pandangan tersebut secara filosofis?