Dalam masyarakat modern yang serba kompetitif dan materialistis, seringkali terjadi konflik nilai antara mengejar kesuksesan duniawi dan tujuan spiritual seperti Nibbana. Bagaimana seorang praktisi Buddhis dapat mengintegrasikan tujuan Nibbana ke dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus mengasingkan diri dari dunia?

Dengan melihat pekerjaan dan tanggung jawab duniawi sebagai sarana untuk mengembangkan paramita (kesempurnaan) yang mendukung jalan menuju Nibbana.

Ajaran tentang Nibbana menekankan pembebasan dari kemelekatan dan keinginan (tanha) sebagai akar penderitaan. Namun, seringkali muncul interpretasi bahwa pencapaian Nibbana berarti menjadi pasif, menarik diri dari masyarakat, atau bahkan tidak peduli terhadap penderitaan makhluk lain. Bagaimana ajaran Buddha sesungguhnya menjelaskan hubungan antara pembebasan dari kemelekatan dengan tindakan welas asih dan keterlibatan sosial seorang Arahat atau individu yang mendekati Nibbana?

Pembebasan dari kemelekatan justru membebaskan batin untuk mengembangkan welas asih (karuna) dan cinta kasih (metta) tanpa pamrih, sehingga mampu melayani makhluk lain dengan lebih efektif.

Latihan Soal Bab 3: Nibbana - agama Kelas 12

Pertanyaan 1

Konsep anatta (tanpa inti/diri) merupakan salah satu pilar ajaran Buddha dan sangat terkait dengan pencapaian Nibbana. Jika tidak ada inti diri yang permanen, apa yang sebenarnya mengalami pembebasan dalam Nibbana?