Dalam sebuah hata huhuasi pada acara pangoli anak (pernikahan anak laki-laki), seorang hula-hula menyampaikan, "Amangboru, ibotokku nauli, pasahat hamu ma pasu-pasu ni Tuhanta tu borungku dohot helangku on, asa gabe na sangap jala na martua nasida." Dari perspektif adat Batak, mengapa kalimat tersebut sangat efektif dalam konteks hata huhuasi yang disampaikan oleh hula-hula?

Mengandung unsur doa, restu, dan harapan baik yang merupakan inti peran hula-hula sebagai pemberi berkat dan pelindung.

Seorang 'parhata' (juru bicara adat) dari pihak 'boru' (menantu) menghadapi situasi di mana ia harus menyampaikan 'hata huhuasi' kepada 'hula-hula' (pihak keluarga istri) yang dikenal sangat tegas dan menjunjung tinggi adat. Namun, ia menyadari bahwa beberapa anggota keluarganya (pihak 'boru') terlambat datang. Bagaimana 'parhata boru' tersebut seharusnya mengawali sambutannya untuk meredakan potensi ketegangan dan menunjukkan rasa hormat maksimal?

Menyampaikan 'pangondianan' (kerendahan hati/permintaan maaf umum) yang sangat mendalam sebelum menyampaikan inti sambutan, tanpa secara spesifik menyebutkan keterlambatan.

Latihan Soal Bab 2: Hata Huhuasi (Sambutan) - bahasa_daerah Kelas 11

No. 1

Seorang pemuda Batak ditugaskan menyampaikan 'hata huhuasi' (sambutan) pada acara 'pesta unjuk' (pernikahan) keluarga. Dalam sambutannya, ia memilih untuk secara gamblang mengkritik tradisi 'sinamot' (mahar) yang dianggapnya memberatkan, meskipun ia menyampaikannya dengan tata bahasa yang santun. Bagaimana kemungkinan besar respons dan persepsi audiens Batak yang hadir terhadap sambutan tersebut, dan mengapa?