Pemerintah daerah menginisiasi program 'Sastra Lisan Masuk Sekolah' dengan memasukkan materi tembang macapat dan carèta rakyat dalam kurikulum lokal. Namun, beberapa pengamat mengkhawatirkan bahwa tanpa metode pengajaran yang inovatif, program ini hanya akan menjadi hafalan semata dan gagal menumbuhkan kecintaan siswa. Manakah strategi pengajaran yang paling efektif untuk mengatasi kekhawatiran tersebut dan memastikan tujuan pelestarian tercapai?