Sebuah prasasti kuno ditemukan di sebuah pura. Pada bagian akhir prasasti tersebut tertulis "Rahayu Nityasa". Namun, dalam penulisan aksara Balinya, ditemukan penggunaan "ulu candra" pada aksara "sa" terakhir, sehingga terbaca "Rahayu Nityasā". Mengapa penambahan "ulu candra" pada konteks ini dapat mengubah interpretasi makna dan tujuan dari pesan prasasti tersebut?