Kembali ke Daftar Materi
SMA Kelas 12kimia

Senyawa Turunan Alkana: Mengungkap Keberagaman Fungsional Kimia Organik

Nyoman Joblagan
16 Desember 2025

Senyawa Turunan Alkana: Mengungkap Keberagaman Fungsional Kimia Organik

Halo, para calon ilmuwan kimia! Hari ini kita akan menjelajahi salah satu babak paling menarik dalam kimia organik, yaitu "Senyawa Turunan Alkana". Jika alkana adalah tulang punggung hidrokarbon, maka senyawa turunannya adalah otot dan organ yang memberikan fungsi serta keberagaman luar biasa pada dunia kimia organik. Memahami senyawa ini sangat fundamental karena mereka adalah bahan dasar bagi ribuan molekul penting, mulai dari obat-obatan, pewarna, hingga polimer yang kita gunakan sehari-hari.

Alkana, seperti yang sudah kita ketahui, adalah hidrokarbon jenuh yang hanya mengandung ikatan tunggal C-C dan C-H. Namun, apa yang terjadi jika satu atau lebih atom hidrogen ($H$) pada alkana digantikan oleh gugus atom lain (gugus fungsi)? Nah, hasilnya adalah "Senyawa Turunan Alkana" atau dikenal juga sebagai gugus fungsional. Gugus fungsional inilah yang sebagian besar menentukan sifat fisika dan kimia suatu molekul, terlepas dari panjang rantai karbonnya.

Jenis-Jenis Senyawa Turunan Alkana Penting

Mari kita selami lebih dalam beberapa kelas senyawa turunan alkana yang paling umum dan fundamental:

  • 1. Haloalkana (Alkil Halida)

    Senyawa ini terbentuk ketika satu atau lebih atom hidrogen diganti oleh atom halogen ($X = F, Cl, Br, I$).

    • Struktur Umum: $R-X$
    • Penamaan: Berdasarkan IUPAC, disebut haloalkana (misalnya, kloroetana). Nama trivialnya adalah alkil halida (misalnya, etil klorida).
    • Contoh: Klorometana ($CH_3Cl$), 2-bromopropana ($CH_3CHBrCH_3$).
    • Sifat: Umumnya kurang reaktif dibandingkan senyawa organik lain yang memiliki ikatan rangkap, tetapi lebih reaktif daripada alkana. Digunakan sebagai pelarut dan zat pendingin.
  • 2. Alkohol

    Alkohol memiliki gugus hidroksil ($-OH$) yang terikat pada atom karbon jenuh.

    • Struktur Umum: $R-OH$
    • Penamaan: Berdasarkan IUPAC, akhiran "-ana" pada alkana diganti menjadi "-anol" (misalnya, etanol).
    • Contoh: Metanol ($CH_3OH$), Etanol ($CH_3CH_2OH$).
    • Jenis: Primer ($-OH$ pada $C$ primer), Sekunder ($-OH$ pada $C$ sekunder), Tersier ($-OH$ pada $C$ tersier).
    • Sifat: Memiliki titik didih relatif tinggi karena ikatan hidrogen. Alkohol rantai pendek larut dalam air. Digunakan sebagai pelarut, bahan bakar, dan disinfektan.
  • 3. Eter

    Eter memiliki atom oksigen yang terikat pada dua gugus alkil (atau aril).

    • Struktur Umum: $R-O-R'$
    • Penamaan: Berdasarkan IUPAC, disebut alkoksi alkana (misalnya, metoksietana). Nama trivialnya adalah alkil alkil eter (misalnya, dietil eter).
    • Contoh: Dietil eter ($CH_3CH_2OCH_2CH_3$), Metoksipropana ($CH_3OCH_2CH_2CH_3$).
    • Sifat: Kurang polar dibandingkan alkohol, titik didih lebih rendah dari alkohol dengan massa molekul relatif sebanding. Digunakan sebagai pelarut dan anestesi.
  • 4. Aldehida

    Aldehida mengandung gugus karbonil ($-C=O$) yang salah satu ikatannya terikat pada hidrogen dan ikatan lainnya pada gugus alkil (atau hidrogen).

    • Struktur Umum: $R-CHO$
    • Penamaan: Berdasarkan IUPAC, akhiran "-ana" pada alkana diganti menjadi "-anal" (misalnya, etanal).
    • Contoh: Metanal (formaldehida, $HCHO$), Etanal (asetaldehida, $CH_3CHO$).
    • Sifat: Senyawa polar, memiliki titik didih lebih tinggi dari eter, tetapi lebih rendah dari alkohol. Aldehida rantai pendek larut dalam air. Mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat.
  • 5. Keton

    Keton memiliki gugus karbonil ($-C=O$) yang terikat pada dua gugus alkil (atau aril).

    • Struktur Umum: $R-CO-R'$
    • Penamaan: Berdasarkan IUPAC, akhiran "-ana" pada alkana diganti menjadi "-anon" (misalnya, propanon).
    • Contoh: Propanon (aseton, $CH_3COCH_3$), Butanon ($CH_3COCH_2CH_3$).
    • Sifat: Mirip dengan aldehida dalam hal polaritas dan titik didih, namun keton lebih stabil terhadap oksidasi dibandingkan aldehida. Digunakan sebagai pelarut.
  • 6. Asam Karboksilat

    Asam karboksilat mengandung gugus karboksil ($-COOH$), yaitu kombinasi gugus karbonil dan hidroksil.

    • Struktur Umum: $R-COOH$
    • Penamaan: Berdasarkan IUPAC, diawali dengan "asam" dan akhiran "-ana" pada alkana diganti menjadi "-anoat" (misalnya, asam etanoat).
    • Contoh: Asam metanoat (asam format, $HCOOH$), Asam etanoat (asam asetat, $CH_3COOH$).
    • Sifat: Bersifat asam lemah, dapat membentuk ikatan hidrogen yang sangat kuat (dimer) sehingga memiliki titik didih sangat tinggi. Asam karboksilat rantai pendek larut dalam air.
  • 7. Ester

    Ester adalah turunan asam karboksilat di mana atom hidrogen pada gugus karboksil digantikan oleh gugus alkil.

    • Struktur Umum: $R-COO-R'$
    • Penamaan: Berdasarkan IUPAC, alkil alkanoat (misalnya, etil etanoat).
    • Contoh: Metil etanoat ($CH_3COOCH_3$), Etil butanoat ($CH_3CH_2CH_2COOCH_2CH_3$).
    • Sifat: Umumnya memiliki aroma khas buah-buahan atau bunga. Kurang polar dibandingkan asam karboksilat dan alkohol, sehingga titik didihnya lebih rendah.
  • 8. Amina

    Amina adalah turunan amonia ($NH_3$) di mana satu atau lebih atom hidrogen digantikan oleh gugus alkil.

    • Struktur Umum: $R-NH_2$ (primer), $R-NHR'$ (sekunder), $R-NR'R''$ (tersier).
    • Penamaan: Berdasarkan IUPAC, disebut alkanamina (misalnya, metilamina).
    • Contoh: Metilamina ($CH_3NH_2$), Dimetilamina ($(CH_3)_2NH$).
    • Sifat: Bersifat basa lemah, dapat membentuk ikatan hidrogen (primer dan sekunder) sehingga memiliki titik didih lebih tinggi dari alkana sebanding, tetapi lebih rendah dari alkohol.

Analisis dan Aplikasi Senyawa Turunan Alkana

Keberadaan gugus fungsional secara dramatis mengubah sifat fisika dan kimia dari molekul alkana asalnya. Misalnya, penambahan gugus hidroksil ($-OH$) pada etana mengubahnya menjadi etanol, yang tidak hanya memiliki titik didih jauh lebih tinggi tetapi juga menjadi pelarut yang baik dan reaktif terhadap berbagai reaksi. Sifat-sifat ini sangat penting dalam berbagai aplikasi:

  • Pelarut: Banyak turunan alkana seperti alkohol, eter, keton, dan haloalkana berfungsi sebagai pelarut organik yang efektif untuk berbagai zat.
  • Bahan Baku Industri: Aldehida, keton, asam karboksilat, dan turunannya adalah bahan baku krusial dalam sintesis polimer, resin, pewarna, dan farmasi. Formaldehida ($HCHO$) misalnya, digunakan untuk membuat resin formaldehida.
  • Obat-obatan dan Biologi: Banyak molekul biologis penting (asam amino, karbohidrat) dan obat-obatan mengandung gugus fungsional yang dibahas. Gugus amina sangat umum dalam senyawa biologis dan obat-obatan.
  • Pemberi Aroma: Ester terkenal dengan aroma khas buah-buahan dan bunga, digunakan dalam industri makanan dan parfum.
  • Sifat Reaktif: Gugus fungsi adalah "situs reaktif" dalam suatu molekul. Reaksi oksidasi-reduksi, substitusi, eliminasi, dan adisi sering kali terjadi di gugus fungsi ini, memungkinkan transformasi satu senyawa turunan alkana menjadi senyawa turunan lainnya. Misalnya, oksidasi alkohol primer menghasilkan aldehida, yang kemudian dapat dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat.

Rangkuman

Senyawa turunan alkana adalah inti dari kimia organik, memberikan kekayaan dan keragaman yang tak terbatas pada struktur dan fungsi molekul. Dengan mengganti atom hidrogen pada alkana dengan berbagai gugus fungsi, kita mendapatkan kelas senyawa yang memiliki sifat fisika dan kimia yang sangat berbeda, masing-masing dengan peran uniknya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Memahami gugus fungsi adalah kunci untuk memprediksi reaktivitas dan sifat senyawa organik, membuka pintu untuk sintesis molekul baru dengan aplikasi yang tak terhingga.

Cek Pemahaman Materi (5 Soal)

1

Teks soal tidak ditemukan di database.

2

Teks soal tidak ditemukan di database.

3

Teks soal tidak ditemukan di database.

4

Teks soal tidak ditemukan di database.

5

Teks soal tidak ditemukan di database.

Sudah Paham Materi Ini?

Yuk uji pemahamanmu dengan mengerjakan latihan soal kimia lainnya di Bank Soal.