Kembali ke Daftar Materi
UKOMKeperawatan

Materi Edukasi UKOM Keperawatan Jiwa: Halusinasi & Harga Diri Rendah

Admin
17 Desember 2025

'Selamat datang dalam modul edukasi persiapan Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan Jiwa. Modul ini akan membahas dua diagnosis keperawatan yang sering muncul pada kasus gangguan jiwa, yaitu Halusinasi dan Harga Diri Rendah. Pemahaman mendalam tentang kedua kondisi ini, mulai dari pengkajian hingga evaluasi, sangat krusial bagi perawat profesional.

1. Halusinasi

  • Definisi:

    Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau tidak nyata tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata. Pasien benar-benar mengalami sensasi tersebut seolah-olah nyata.
  • Jenis Halusinasi (berdasarkan panca indera):

  • Pendengaran (Auditori):

    Paling umum. Mendengar suara-suara, bisikan, atau musik yang tidak nyata. Suara bisa berupa komentar, ancaman, perintah, atau percakapan.

    Penglihatan (Visual):

    Melihat bayangan, figur, benda, atau pemandangan yang tidak ada.

    Penciuman (Olfaktori):

    Mencium bau-bauan aneh atau tidak menyenangkan yang tidak nyata.

    Pengecapan (Gustatori):

    Merasakan rasa aneh pada makanan atau minuman.

    Perabaan (Taktil/Kinestetik):

    Merasakan sensasi di kulit (misalnya, serangga merayap) atau dalam tubuh (misalnya, organ bergerak).
  • Fase Halusinasi:

  • 1.

    Fase Menghibur:

    Perasaan senang, cemas ringan, mengabaikan realitas. 2.

    Fase Menguasai:

    Cemas sedang, mulai menerima halusinasi, sulit membedakan nyata/tidak nyata. 3.

    Fase Mengancam:

    Cemas berat, halusinasi mendominasi, mudah tersinggung, cenderung mengikuti perintah halusinasi. 4.

    Fase Panik:

    Cemas berat-panik, pasien tidak berdaya, risiko membahayakan diri/orang lain tinggi.
  • Penyebab:

    Gangguan neurokimia otak (misalnya, kelebihan dopamin pada skizofrenia), gangguan organik otak, penggunaan zat adiktif, kondisi medis tertentu.
  • Asuhan Keperawatan:

  • Pengkajian:

    Tanyakan isi, frekuensi, waktu, pencetus, dampak halusinasi. Observasi tanda non-verbal (bicara sendiri, tertawa sendiri, menggerakkan bibir, melirik kosong, dll). Kaji tingkat insight pasien.

    Diagnosis Keperawatan:

    'Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi' (Pendengaran/Penglihatan/dll).

    Intervensi:

    1.

    Identifikasi dan validasi perasaan pasien:

    'Saya percaya Anda mendengar suara itu, tapi saya tidak mendengarnya.' 2.

    Strategi manajemen halusinasi:

    Menghardik:

    Mengajari pasien mengatakan 'Pergi kamu suara palsu! Kamu tidak nyata!' secara tegas.

    Bercakap-cakap:

    Mengajak pasien bicara dengan orang lain atau perawat.

    Melakukan aktivitas:

    Mengajak pasien beraktivitas terarah (misalnya, membersihkan diri, menyapu, membuat kerajinan).

    Patuh obat:

    Edukasi pentingnya minum obat teratur dan mengenal efek samping. 3.

    Ciptakan lingkungan yang aman dan tenang:

    Hindari stimulasi berlebihan. 4.

    Edukasi keluarga:

    Cara merawat pasien di rumah, tanda kambuh, pentingnya dukungan.

    2. Harga Diri Rendah (HDR)

  • Definisi:

    Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif tentang diri sendiri, hilangnya rasa percaya diri dan harga diri, serta merasa tidak berharga, tidak mampu, atau tidak berarti.
  • Jenis HDR:

  • Situasional:

    Terjadi akibat stresor akut (misalnya, kehilangan pekerjaan, penyakit kronis).

    Kronis:

    Berlangsung lama, seringkali karena pengalaman masa lalu yang negatif atau pola asuh yang kurang mendukung.
  • Penyebab:

    Pengalaman masa lalu yang traumatik (penganiayaan, kekerasan), kegagalan berulang, kurangnya kasih sayang/pujian, kritik berlebihan, penyakit fisik/kronis, ketidakmampuan beradaptasi.
  • Manifestasi Klinis:

  • Verbal: 'Saya tidak bisa apa-apa', 'Saya bodoh', 'Tidak ada yang peduli', mengeluh tidak mampu. Non-verbal: Kontak mata kurang, menunduk, bicara pelan, postur tubuh lesu, menarik diri, tidak mau berinteraksi, perawatan diri buruk, mudah tersinggung, pesimis.
  • Asuhan Keperawatan:

  • Pengkajian:

    Tanyakan perasaan tentang diri sendiri, riwayat kegagalan, kekuatan diri yang dipersepsikan, interaksi sosial, hobi, keterampilan. Observasi manifestasi non-verbal.

    Diagnosis Keperawatan:

    'Harga Diri Rendah Situasional' atau 'Harga Diri Rendah Kronis'.

    Intervensi:

    1.

    Identifikasi kemampuan dan aspek positif pasien:

    'Apa saja yang pernah Bapak/Ibu lakukan dengan baik?' 2.

    Latih kemampuan yang dimiliki:

    Mulai dari yang sederhana, berikan pujian realistis setiap keberhasilan. 3.

    Tingkatkan interaksi sosial:

    Ajak pasien bergabung dalam aktivitas kelompok, secara bertahap. 4.

    Edukasi keluarga:

    Pentingnya memberikan dukungan, pujian, dan tidak mencela pasien. 5.

    Perencanaan pulang:

    Libatkan pasien dalam merencanakan aktivitas harian, dorong kemandirian.

    Prinsip Umum UKOM:

  • Safety (Keselamatan Pasien):

    Selalu menjadi prioritas utama.
  • Therapeutic Communication (Komunikasi Terapeutik):

    Kunci dalam setiap intervensi.
  • Holistic Care (Asuhan Holistik):

    Mempertimbangkan aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
  • Evidence-Based Practice (Praktik Berbasis Bukti):

    Intervensi didasarkan pada riset terbaru.
  • Ethical Considerations (Pertimbangan Etis):

    Hak pasien, kerahasiaan, otonomi.

Semoga modul ini membantu Anda dalam mempersiapkan UKOM dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan jiwa Anda!'

Cek Pemahaman Materi (5 Soal)

1

'Seorang perawat sedang mengkaji Tuan R, 35 tahun, yang didiagnosis Skizofrenia. Tuan R sering terlihat bicara sendiri, tertawa tanpa sebab, dan melirik ke sudut ruangan. Ketika ditanya perawat, ia mengatakan, 'Ada suara-suara yang mengejek saya dan menyuruh saya melukai diri.' Tindakan pengkajian lanjutan apakah yang paling prioritas dilakukan perawat untuk menentukan intervensi yang tepat?'

2

'Nona S, 28 tahun, dengan halusinasi pendengaran telah diajarkan teknik menghardik. Pada evaluasi, perawat meminta Nona S mendemonstrasikan teknik tersebut. Nona S kemudian menutup telinganya, memejamkan mata, dan dengan nada keras mengatakan, 'Pergi! Saya tidak mau dengar kamu! Kamu tidak nyata!'. Perawat menyadari bahwa Nona S masih terlihat cemas setelahnya. Indikator keberhasilan yang paling tepat menunjukkan Nona S telah memahami dan mampu menerapkan teknik menghardik tersebut adalah:'

3

'Perawat sedang merawat Tuan A, 40 tahun, yang mengalami halusinasi visual yang semakin intens. Tuan A tampak gelisah, mondar-mandir, dan menunjuk-nunjuk ke arah yang kosong sambil sesekali berteriak, 'Jangan mendekat! Pergi kau!'. Intervensi keperawatan yang paling tepat untuk dilakukan perawat pada situasi tersebut adalah:'

4

'Seorang perawat sedang melakukan evaluasi terhadap Nyonya M, 50 tahun, yang telah dirawat selama dua minggu dengan diagnosis depresi berat dan harga diri rendah kronis. Nyonya M sebelumnya sering menunduk, menolak interaksi, dan mengatakan 'Saya tidak berguna.' Indikator perilaku manakah yang paling akurat menunjukkan adanya peningkatan harga diri pada Nyonya M?'

5

'Tuan B, 25 tahun, dirawat dengan harga diri rendah kronis. Ia selalu menolak beraktivitas, duduk menyendiri, dan sering mengatakan 'Saya tidak bisa apa-apa, saya hanya merepotkan.' Perawat telah mengidentifikasi beberapa kemampuan Tuan B, salah satunya adalah menggambar. Rencana tindakan keperawatan yang paling tepat selanjutnya untuk meningkatkan harga diri Tuan B adalah:'

Siap Lulus Ujian Karir?

Akses bank soal lengkap (40 soal acak) atau uji kesiapanmu dengan simulasi CAT dengan timer asli.