Pendahuluan: Fondasi Keperawatan Anak
Keperawatan anak merupakan bidang krusial yang berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan rehabilitasi pada anak sejak lahir hingga remaja. Dua pilar utama dalam mencapai tujuan tersebut adalah imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang. Imunisasi melindungi anak dari berbagai penyakit menular yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan optimal, sementara pemantauan tumbuh kembang memastikan setiap anak mencapai potensi maksimalnya sesuai usia. Sebagai seorang perawat, pemahaman mendalam tentang kedua aspek ini sangat esensial, terutama dalam konteks Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan, untuk memberikan asuhan yang komprehensif dan berkualitas.
Imunisasi pada Anak: Perisai Kesehatan
Definisi dan Tujuan Imunisasi
Imunisasi adalah upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila terpapar penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Tujuannya adalah melindungi individu dan komunitas (herd immunity) dari penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksin (PD3I). Imunisasi sangat vital untuk anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya matang.
Jenis dan Jadwal Imunisasi Dasar
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menetapkan jadwal imunisasi yang harus diikuti. Berikut adalah beberapa imunisasi dasar yang penting:
- BCG (Bacillus Calmette-Guérin): Mencegah TBC berat. Diberikan 1 kali, segera setelah lahir atau sebelum bayi berusia 1 bulan.
- Hepatitis B: Mencegah infeksi Hepatitis B. Dosis 0 diberikan sebelum 24 jam setelah lahir, dilanjutkan dosis 1, 2, dan 3 sesuai jadwal.
- DPT-HB-Hib (Diphtheria, Pertussis, Tetanus, Hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe b): Melindungi dari difteri, batuk rejan, tetanus, Hepatitis B, dan infeksi Hib. Diberikan 3 kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
- Polio (Oral Polio Vaccine/OPV dan Inactivated Polio Vaccine/IPV): Mencegah polio. OPV diberikan 4 kali (usia 0, 2, 3, 4 bulan) dan IPV 1 kali (usia 4 bulan).
- Campak/MR (Measles-Rubella): Mencegah campak dan rubella. Diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan pada 18 bulan serta kelas 1 SD.
- PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine): Mencegah infeksi pneumokokus (radang paru, meningitis). Diberikan 3 dosis pada usia 2, 4, 6 bulan dan booster pada usia 12-15 bulan.
- Rotavirus: Mencegah diare berat akibat rotavirus. Diberikan 2 atau 3 dosis tergantung jenis vaksin, dimulai usia 6 minggu.
- Japanese Encephalitis (JE): Mencegah radang otak akibat virus JE, terutama di daerah endemis. Diberikan mulai usia 9 bulan.
- HPV (Human Papillomavirus): Mencegah kanker serviks. Diberikan pada anak perempuan usia 9-14 tahun.
Prinsip Pemberian dan Peran Perawat
Sebelum imunisasi, perawat harus melakukan skrining kesehatan anak untuk memastikan tidak ada kontraindikasi (misalnya demam tinggi, alergi berat terhadap komponen vaksin). Edukasi kepada orang tua mengenai manfaat, risiko, dan efek samping pasca-imunisasi (misalnya demam ringan, nyeri di tempat suntikan) sangat penting. Perawat juga bertanggung jawab dalam administrasi vaksin sesuai prosedur (lokasi, dosis, rute), serta pencatatan yang akurat. Pasca-imunisasi, pemantauan efek samping dan pemberian instruksi perawatan di rumah adalah bagian integral dari asuhan keperawatan.
Tumbuh Kembang Anak: Membentuk Masa Depan
Definisi dan Prinsip
Tumbuh (Growth) adalah perubahan dalam ukuran dan jumlah sel, bersifat kuantitatif (misalnya peningkatan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala). Kembang (Development) adalah peningkatan kompleksitas fungsi tubuh, bersifat kualitatif (misalnya kemampuan motorik kasar/halus, bicara, sosial-emosional). Keduanya berjalan seiring namun tidak selalu paralel.
Prinsip tumbuh kembang antara lain:
- Bersifat sefalokaudal (dari kepala ke kaki) dan proksimodistal (dari pusat ke tepi).
- Berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.
- Setiap anak memiliki kecepatan tumbuh kembang yang unik.
- Aspek tumbuh kembang saling mempengaruhi.
Faktor yang Mempengaruhi
Tumbuh kembang dipengaruhi oleh berbagai faktor:
- Internal: Genetik, jenis kelamin, ras, usia.
- Eksternal: Nutrisi, lingkungan fisik (sanitasi, iklim), stimulasi psikososial (kasih sayang, interaksi), penyakit, obat-obatan, sosio-ekonomi keluarga.
Tahapan dan Karakteristik Tumbuh Kembang
- Bayi (0-1 tahun): Pertumbuhan fisik pesat, perkembangan motorik (mengangkat kepala, duduk, merangkak, berjalan), kognitif awal (obyek permanen), bahasa (babbling, kata pertama), sosial-emosional (senyum sosial, cemas perpisahan).
- Toddler (1-3 tahun): Mandiri berjalan, eksplorasi lingkungan, perkembangan bahasa pesat (2-3 kata dalam kalimat), mulai makan sendiri, temper tantrum.
- Prasekolah (3-6 tahun): Motorik halus dan kasar semakin terkoordinasi (berlari, melompat, menggambar), perkembangan sosial (bermain bersama), imajinatif.
- Usia Sekolah (6-12 tahun): Kemampuan kognitif meningkat (berpikir logis), pembentukan identitas, pentingnya kelompok sebaya.
- Remaja (12-18 tahun): Perubahan fisik pubertas, pencarian identitas diri, kemandirian, perkembangan moral.
Asesmen dan Deteksi Dini Penyimpangan
Perawat secara rutin melakukan asesmen tumbuh kembang menggunakan berbagai instrumen:
- KMS (Kartu Menuju Sehat): Untuk memantau berat badan terhadap usia.
- Antropometri: Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas untuk menilai status gizi dan pertumbuhan.
- KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan): Untuk skrining perkembangan motorik, bahasa, sosial-mandiri, dan adaptif pada anak 0-6 tahun.
- Denver II Developmental Screening Test: Skrining perkembangan menyeluruh pada anak 0-6 tahun.
Jika ditemukan penyimpangan, perawat harus segera melakukan intervensi dini atau merujuk ke profesional lain (dokter anak, psikolog, terapis) untuk penanganan lebih lanjut. Edukasi orang tua mengenai stimulasi yang tepat sangat krusial.
Keterkaitan Imunisasi dan Tumbuh Kembang: Sinergi Optimal
Imunisasi yang lengkap dan tepat waktu secara langsung berkontribusi pada tumbuh kembang optimal anak. Anak yang terlindungi dari penyakit menular cenderung lebih sehat, memiliki nafsu makan yang baik, tidur cukup, dan memiliki energi untuk belajar dan beraktivitas. Sebaliknya, anak yang sering sakit akibat tidak diimunisasi dapat mengalami gangguan pertumbuhan (stunting, wasting) dan perkembangan (keterlambatan motorik, kognitif, sosial) karena energi dan nutrisi tubuh terkuras untuk melawan infeksi. Oleh karena itu, imunisasi adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan dan potensi tumbuh kembang anak.
Peran Perawat Holistik dalam Keperawatan Anak
Sebagai perawat anak, kita tidak hanya memberikan imunisasi atau melakukan pengukuran antropometri. Peran kita lebih luas:
- Edukator: Memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada orang tua tentang pentingnya imunisasi, nutrisi, stimulasi, dan tanda-tanda bahaya.
- Fasilitator: Memastikan akses anak terhadap layanan kesehatan, termasuk jadwal imunisasi dan skrining tumbuh kembang.
- Advokat: Membela hak anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
- Detektor Dini: Mengidentifikasi penyimpangan tumbuh kembang dan masalah kesehatan lainnya sejak dini.
- Konselor: Memberikan dukungan dan bimbingan kepada orang tua.
- Kolaborator: Bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif.
Dengan menguasai aspek imunisasi dan tumbuh kembang, perawat dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.
Cek Pemahaman Materi (5 Soal)
Seorang perawat sedang melakukan skrining KPSP pada An. B, usia 10 bulan. Saat skrining, perawat menemukan An. B belum menunjukkan respons terhadap panggilan namanya, tidak bisa menunjuk benda yang diinginkan, dan belum mengucapkan 'mama' atau 'papa' secara spesifik. An. B juga belum bisa merangkak maju secara efektif. Ibu An. B menyatakan An. B jarang diajak bicara dan lebih sering bermain sendiri dengan gadget. Berdasarkan data tersebut, intervensi keperawatan prioritas apa yang harus diberikan?
Seorang bayi laki-laki berusia 6 bulan datang ke Puskesmas untuk imunisasi DPT-HB-Hib ke-3 dan Polio ke-4. Saat anamnesis, orang tua melaporkan bayi mengalami demam 38.5°C sejak semalam dan sedikit batuk pilek. Selain itu, bayi juga pernah mengalami kejang demam ringan setelah imunisasi DPT-HB-Hib ke-2, namun saat ini tidak ada riwayat kejang. Apa tindakan yang paling tepat dilakukan perawat?
Seorang perawat sedang mengevaluasi status gizi dan pertumbuhan seorang anak usia 2 tahun yang sering sakit dan sulit makan. Hasil pengukuran menunjukkan berat badan di bawah kurva pertumbuhan -2 SD dan tinggi badan pada kurva -1 SD. Orang tua menyatakan anak sering diajak makan sambil menonton TV dan hanya mau makan makanan yang itu-itu saja. Jika perawat hanya berfokus pada pemberian suplemen nutrisi tanpa mengatasi kebiasaan makan anak, dampak jangka panjang apa yang paling mungkin terjadi?
Seorang ibu membawa bayinya yang berusia 15 bulan untuk imunisasi Campak/MR ulangan. Namun, perawat menemukan bahwa bayi tersebut belum pernah mendapatkan imunisasi Campak/MR dosis pertama pada usia 9 bulan karena ibu lupa dan jadwal posyandu terlewat. Saat ini bayi dalam kondisi sehat. Apa tindakan yang paling tepat dilakukan perawat terkait imunisasi Campak/MR?
Seorang perawat komunitas sedang melakukan kunjungan rumah pada keluarga dengan bayi berusia 8 bulan. Bayi tersebut menunjukkan keterlambatan perkembangan motorik kasar (belum bisa duduk sendiri tanpa bantuan, belum merangkak) dan respons visual yang kurang. Ibu bayi mengaku sering meninggalkan bayi di ayunan sendirian atau diletakkan di kasur tanpa banyak stimulasi karena sibuk bekerja. Ayah bayi bekerja di luar kota. Kondisi lingkungan rumah bersih namun kurang mainan edukatif. Intervensi keperawatan primer yang paling tepat untuk kasus ini adalah?
Siap Lulus Ujian Karir?
Akses bank soal lengkap (40 soal acak) atau uji kesiapanmu dengan simulasi CAT dengan timer asli.