Kembali ke Daftar Materi
SMA Kelas 12biologi

Hukum Mendel: Fondasi Genetika Modern

Nyoman Joblagan
16 Desember 2025

Pendahuluan: Menguak Misteri Pewarisan Sifat

Pernahkah kalian bertanya mengapa anak-anak mirip dengan orang tuanya, namun juga memiliki keunikan tersendiri? Pertanyaan fundamental ini telah menjadi teka-teki selama berabad-abad hingga akhirnya terkuak oleh seorang biarawan dan ilmuwan asal Austria, Gregor Johann Mendel. Melalui serangkaian eksperimen yang cermat pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum), Mendel meletakkan fondasi bagi ilmu genetika modern dengan merumuskan prinsip-prinsip dasar pewarisan sifat yang kini dikenal sebagai Hukum Mendel.

Konsep Utama: Percobaan dan Penemuan Mendel

Mendel memilih kacang ercis karena beberapa alasan: mudah ditanam, memiliki banyak varietas dengan sifat-sifat kontras yang jelas (misalnya tinggi batang, warna bunga, bentuk biji), dan dapat melakukan penyerbukan sendiri maupun silang. Dengan mengendalikan penyerbukan secara ketat, Mendel melakukan persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda) dan dihibrid (persilangan dengan dua sifat beda) untuk mengamati pola pewarisan sifat.

Hukum Mendel I: Hukum Segregasi Bebas (Law of Segregation)

Hukum ini menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, alel-alel yang berpasangan akan bersegregasi (memisah) secara bebas satu sama lain. Setiap gamet hanya akan menerima satu alel dari setiap pasangan. Contoh paling sederhana adalah persilangan monohibrid antara individu homozigot dominan ($AA$) dengan homozigot resesif ($aa$).

  • Generasi Parental (P): $PP$ (ungu) $ imes$ $pp$ (putih)
  • Gamet: $P$ dan $p$
  • Generasi Filial 1 (F1): $Pp$ (semua ungu)

Ketika F1 disilangkan sesama F1 ($Pp imes Pp$), gamet yang terbentuk adalah $P$ dan $p$ dari masing-masing induk F1. Hasilnya pada generasi Filial 2 (F2) akan menunjukkan rasio fenotip 3 (ungu) : 1 (putih), dan rasio genotip 1 ($PP$) : 2 ($Pp$) : 1 ($pp$). Ini menunjukkan bahwa alel $P$ dan $p$ yang semula bersama dalam individu F1, memisah kembali saat pembentukan gamet.

Hukum Mendel II: Hukum Asortasi Bebas (Law of Independent Assortment)

Hukum ini menyatakan bahwa alel-alel dari gen yang berbeda akan bersegregasi secara independen satu sama lain saat pembentukan gamet. Dengan kata lain, pewarisan satu sifat tidak mempengaruhi pewarisan sifat lainnya. Hukum ini diamati pada persilangan dihibrid.

Misalkan kita menyilangkan kacang ercis berbiji bulat kuning (dominan, $BBKK$) dengan berbiji keriput hijau (resesif, $bbkk$).

  • Generasi Parental (P): $BBKK$ (bulat kuning) $ imes$ $bbkk$ (keriput hijau)
  • Gamet: $BK$ dan $bk$
  • Generasi Filial 1 (F1): $BbKk$ (semua bulat kuning)

Ketika F1 disilangkan sesama F1 ($BbKk imes BbKk$), setiap induk F1 akan menghasilkan 4 jenis gamet yang berbeda secara proporsional: $BK, Bk, bK, bk$. Ini karena alel B/b bersegregasi independen dari alel K/k. Pada generasi Filial 2 (F2), akan diperoleh rasio fenotip 9 (bulat kuning) : 3 (bulat hijau) : 3 (keriput kuning) : 1 (keriput hijau).

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Meskipun Hukum Mendel memberikan dasar yang kuat, ada beberapa pola pewarisan yang tampak menyimpang dari rasio Mendel murni, namun sebenarnya masih berdasarkan prinsip Mendel. Penyimpangan ini terjadi akibat interaksi antar gen atau interaksi gen dengan lingkungan. Contohnya adalah:

  • Epistasis-Hipostasis
  • Polimeri
  • Kriptomeri
  • Gen Komplementer
  • Atavisme

Penyimpangan semu ini menunjukkan kompleksitas interaksi genetik yang lebih luas, namun tetap menggunakan kerangka dasar segregasi dan asortasi alel yang ditemukan Mendel.

Analisis dan Penerapan Hukum Mendel

Hukum Mendel memiliki implikasi besar dalam berbagai bidang. Dalam pemuliaan tanaman dan hewan, pemahaman tentang pewarisan sifat memungkinkan para pemulia untuk merencanakan persilangan guna mendapatkan varietas unggul dengan sifat-sifat yang diinginkan. Dalam genetika manusia, hukum ini membantu memahami pola pewarisan penyakit genetik, seperti buta warna atau hemofilia, serta memberikan dasar untuk konseling genetik.

Rangkuman

Gregor Mendel dengan cermat mengamati pewarisan sifat pada kacang ercis dan merumuskan dua hukum dasar: Hukum Segregasi Bebas (Hukum Mendel I) yang menjelaskan pemisahan alel saat pembentukan gamet, dan Hukum Asortasi Bebas (Hukum Mendel II) yang menjelaskan pewarisan independen alel dari gen yang berbeda. Meskipun terdapat penyimpangan semu, prinsip-prinsip Mendel tetap menjadi tulang punggung dalam memahami mekanisme pewarisan sifat pada organisme hidup.

Cek Pemahaman Materi (5 Soal)

1

Teks soal tidak ditemukan di database.

2

Teks soal tidak ditemukan di database.

3

Teks soal tidak ditemukan di database.

4

Teks soal tidak ditemukan di database.

5

Teks soal tidak ditemukan di database.

Sudah Paham Materi Ini?

Yuk uji pemahamanmu dengan mengerjakan latihan soal biologi lainnya di Bank Soal.