Kembali ke Daftar Materi
SMA Kelas 11biologi

Jaringan Tumbuhan dan Hewan: Fondasi Kehidupan Multiseluler

Nyoman Joblagan
16 Desember 2025

Jaringan Tumbuhan dan Hewan: Fondasi Kehidupan Multiseluler

Selamat datang, para calon ilmuwan biologi! Hari ini kita akan menjelajahi salah satu konsep paling fundamental dalam dunia organisme multiseluler: jaringan. Bayangkan sebuah gedung pencakar langit yang megah; gedung itu dibangun dari bata-bata kecil yang disusun dan dihubungkan dengan semen. Dalam biologi, sel adalah "bata" tersebut, dan "semen" yang mengikatnya menjadi struktur fungsional yang lebih besar adalah jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang serupa, bekerja sama untuk menjalankan tugas spesifik dalam organisme. Tanpa spesialisasi dan koordinasi jaringan, organisme multiseluler yang kompleks seperti kita tidak akan pernah ada.

A. Jaringan Tumbuhan: Arsitektur Kehidupan Statis

Tumbuhan, sebagai organisme autotrof yang sebagian besar hidup menetap, memiliki jaringan yang beradaptasi untuk pertumbuhan, dukungan, transportasi, dan fotosintesis. Kita bisa membaginya menjadi dua kategori utama:

  • 1. Jaringan Meristem (Jaringan Embrionik)

    Jaringan ini terdiri dari sel-sel muda yang aktif membelah (mitosis) dan belum berdiferensiasi. Mereka bertanggung jawab atas pertumbuhan tumbuhan. Berdasarkan lokasinya:

    • Meristem Apikal: Terdapat di ujung batang dan ujung akar, menyebabkan pertumbuhan memanjang (primer).
    • Meristem Lateral (Kambium): Terdapat di kambium vaskular dan kambium felogen (gabus), menyebabkan pertumbuhan melebar (sekunder) pada tumbuhan dikotil.
    • Meristem Interkalar: Terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya pada pangkal ruas batang rumput-rumputan, memungkinkan pemanjangan ruas batang.
  • 2. Jaringan Permanen (Jaringan Dewasa)

    Terbentuk dari diferensiasi sel-sel meristem, sel-selnya sudah tidak aktif membelah dan memiliki fungsi spesifik. Meliputi:

    • a. Jaringan Epidermis: Jaringan terluar tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung dari kekeringan, kerusakan mekanis, dan serangan patogen. Dapat termodifikasi menjadi stomata (untuk pertukaran gas), trikoma (rambut, kelenjar), atau sel penjaga.
    • b. Jaringan Parenkim (Jaringan Dasar): Jaringan yang paling banyak ditemukan, sel-selnya hidup, berdinding tipis, dan bervakuola besar. Berfungsi dalam fotosintesis (klorofil), penyimpanan cadangan makanan (amilum, air), dan transportasi zat.
    • c. Jaringan Penyokong (Mekanik):
      • Kolensim: Memberikan sokongan pada tumbuhan muda dan bagian yang masih tumbuh. Sel-selnya hidup, dinding sel tebal tidak merata.
      • Sklerenkim: Memberikan sokongan permanen pada tumbuhan dewasa. Sel-selnya mati, dinding sel tebal dan keras karena mengandung lignin. Terdiri dari serat (fiber) dan sklereid (sel batu).
    • d. Jaringan Pengangkut (Vaskular):
      • Xilem: Mengangkut air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Terdiri dari trakeid, unsur pembuluh (vessel element), parenkim xilem, dan serat xilem.
      • Floem: Mengangkut hasil fotosintesis (gula) dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Terdiri dari sel tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serat floem.

B. Jaringan Hewan: Dinamika Kehidupan yang Adaptif

Jaringan hewan lebih beragam dan adaptif terhadap pergerakan, respons cepat, dan lingkungan internal yang stabil. Empat jenis utama meliputi:

  • 1. Jaringan Epitel:

    Melapisi permukaan tubuh (kulit), rongga tubuh, dan saluran organ. Berfungsi sebagai pelindung, sekresi (kelenjar), absorbsi (usus), dan filtrasi (ginjal). Klasifikasi berdasarkan bentuk sel (pipih, kubus, silindris) dan jumlah lapisan (selapis, berlapis).

    • Epitel Pipih Selapis: Permukaan difusi (paru-paru, pembuluh darah).
    • Epitel Pipih Berlapis: Proteksi (kulit, esofagus).
    • Epitel Kubus Selapis: Sekresi dan absorbsi (kelenjar, tubulus ginjal).
    • Epitel Silindris Selapis: Absorbsi dan sekresi (saluran pencernaan).
  • 2. Jaringan Ikat (Penyokong):

    Berfungsi mengikat, menyokong, dan melindungi organ serta menyimpan energi. Memiliki ciri khas: matriks ekstraseluler yang banyak. Berdasarkan jenis matriks dan selnya:

    • Jaringan Ikat Longgar: Mengikat organ, mengisi ruang antarorgan.
    • Jaringan Ikat Padat: Kuat, serat kolagen padat (tendon, ligamen).
    • Jaringan Tulang Rawan (Kartilago): Elastis, menyokong (hidung, telinga, sendi).
    • Jaringan Tulang Sejati: Keras, penyokong utama tubuh.
    • Jaringan Darah: Cairan, transportasi zat (oksigen, nutrisi, hormon, limbah).
    • Jaringan Limfa (Getah Bening): Imunitas, transportasi lemak.
    • Jaringan Adiposa (Lemak): Penyimpanan energi, isolasi, bantalan.
  • 3. Jaringan Otot:

    Bertanggung jawab atas pergerakan. Memiliki sel-sel memanjang yang mampu berkontraksi. Tiga jenis:

    • Otot Polos: Tidak bergaris melintang, satu inti di tengah, kerja involunter (organ dalam: usus, pembuluh darah).
    • Otot Lurik (Rangka): Bergaris melintang, banyak inti di tepi, kerja volunter (melekat pada tulang).
    • Otot Jantung: Bergaris melintang, satu/dua inti di tengah, bercabang, kerja involunter (ditemukan hanya di jantung).
  • 4. Jaringan Saraf:

    Berfungsi menerima, mengolah, dan menghantarkan impuls. Tersusun atas neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel penunjang). Neuron memiliki bagian:

    • Badan Sel: Pusat metabolisme.
    • Dendrit: Menerima impuls.
    • Akson (Neurit): Menghantarkan impuls.

C. Analisis Komparatif: Adaptasi Struktur dan Fungsi

Meskipun kedua kingdom memiliki jaringan yang terorganisir, ada perbedaan mendasar dalam adaptasi mereka. Tumbuhan, dengan dinding sel yang kaku dan tidak bergerak aktif, mengembangkan jaringan penyokong dan pengangkut yang sangat efisien untuk mengatasi gravitasi dan mendistribusikan nutrisi. Sistem vaskular (xilem dan floem) mereka dirancang untuk transportasi jarak jauh secara pasif (transpirasi) dan aktif (translokasi).

Hewan, di sisi lain, membutuhkan fleksibilitas, gerakan, dan respons cepat terhadap lingkungan. Oleh karena itu, mereka memiliki jaringan otot dan saraf yang sangat berkembang. Jaringan ikat dengan matriks ekstraselulernya yang beragam memberikan dukungan, fleksibilitas, dan bahkan transportasi (darah) tanpa memerlukan dinding sel kaku seperti tumbuhan. Konsep homeostatis ($pH$, suhu tubuh, kadar glukosa) sangat bergantung pada koordinasi berbagai jenis jaringan ini.

D. Rangkuman

Studi tentang jaringan adalah pintu gerbang untuk memahami bagaimana organisme multiseluler berfungsi sebagai suatu kesatuan yang kompleks. Spesialisasi seluler menjadi jaringan, kemudian organ, sistem organ, dan akhirnya organisme, adalah hierarki organisasi yang memungkinkan kehidupan pada skala besar. Memahami struktur mikro jaringan ini memberikan wawasan mendalam tentang fungsi makro kehidupan.

Cek Pemahaman Materi (5 Soal)

1

Teks soal tidak ditemukan di database.

2

Teks soal tidak ditemukan di database.

3

Teks soal tidak ditemukan di database.

4

Teks soal tidak ditemukan di database.

5

Teks soal tidak ditemukan di database.

Sudah Paham Materi Ini?

Yuk uji pemahamanmu dengan mengerjakan latihan soal biologi lainnya di Bank Soal.